Rabu, 04 Januari 2012

TENTANG tiram dan arkeolog (konsep 'Budidaya' dalam Arkeologi Timur Jauh)


NAMA :MAR'I SAUQIE
NIM : 2601021011007
PS : BUDIDAYA PERAIRAN

TENTANG tiram dan arkeolog
(konsep 'Budidaya' dalam Arkeologi Timur Jauh)
 
Dalam beberapa tahun terakhir, jurnal ini telah platform untuk diskusi reguler pada arkeologi paling topikal isu-isu seperti asal-usul dan migrasi manusia purba,
transisi dari Tengah ke Paleolitik Muda,
pendekatan untuk mempelajari seni prasejarah, dll muncul bahwa rekonstruksi strategi subsisten dan prasejarah adaptasi terhadap berbagai lingkungan dan ekonomi adalah salah satu lagi persoalan teoritis berharga untuk
dibahas di sini.
Sebagai langkah pertama, memeriksa salah satu model ekonomi yang menarik dikemukakan oleh duo kreatif terdiri dari seorang arkeolog (DL Brodianski) dan hydrobiologist (VA Rakov), atas dasar fi nds dari Primorye dan wilayah yang berdekatan, di mana cukup jumlah middens shell mengandung cangkang tiram (Crassostrea gigas) telah digali. Brodianski dan Rakov percaya bahwa bukti middens shell keberadaan apa yang mereka sebut "akuakultur." Ide ini telah dianjurkan oleh mereka selama lebih dari dua puluh tahun di serangkaian karya yang diterbitkan di Rusia, Amerika Serikat, Jepang, Korea, dan Cina. Formulasi paling rinci hipotesis disajikan dalam makalah yang disampaikan pada Semua-Rusia Arkeologi Kongres di Novosibirsk pada tahun 2006 (Brodianski, 2006) dan dalam sebuah artikel yang diterbitkan dalam jurnal (Rakov, Brodianski, 2007). Istilah 'Akuakultur' digunakan dalam publikasi populer banyak dan dalam teks-teks pengantar (lihat, misalnya (Brodianski, 1995b; Brodianski, Rakov, 1986)).
Beberapa fakta telah mendorong saya untuk memulai diskusi
dengan para pendukung "budidaya" model. Pertama, selama beberapa tahun. Kelalaian ini semua lebih frustasi karena yang "budidaya" model menyediakan cukup tanah padat untuk perdebatan yang harus fokus, di atas semua, pada penulis utama kesimpulan bahwa perekonomian mereka sebut sebagai "budidaya" pada dasarnya produksi pangan bukan koleksi makanan. Ketiga, sekarang saatnya untuk berpaling dari hanya mempertanyakan aspek-aspek terpisah dari hipotesis ini untuk melihat prospek perluasan di masa depan dengan hal arkeologi maritim dan ke Utara Pasifik secara keseluruhan. Tanpa mencoba untuk menganalisis semua publikasi yang ada tentang topik itu, saya hanya akan melacak evolusi hipotesis dan gagasan "akuakultur,"


Sumber : http://www.springerlink.com/content/h4343w81n8x44553/http://www.springerlink.com/content/h4343w81n8x44553/